Diabetes Mellitus pada Anak

STED BY RAMADONI ON MARCH - 30 - 2009
Diabetes melitus adalah gangguan endokrin yang paling banyak dijumpai. Gejal-gejala akut diabetes miletus disebabkan oleh efek insulin yang tidak adekuat. Salah satu gambaran diabetes miletus yang paling menonjol adalah peningkatan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
Terdapat dua jenis diabetes melitus yang paling sering terjadi apa anak. Diabetes melitus tipe I (tergantung insulin) yang mencakup sekitar 10-20 % dari semua kasus diabetes, ditandai dengan tidak adanya sekresi insulin. Pada diabetes melitus tipe II (tidak tergantung insulin) sekresi insulin mungkin normal atau bahkan meningkat, tetapi sel-sel sasaran insulin mungkin kurang peka terhadap hormon ini dibandingkan dengan normal.

Perbandingan DM Tipe I Dan DM Tipe II
KARAKTERISIK
DM TIPE I
DM TIPE II
Tingkat sekresi insulin
Tidak ada atau hampir tidak ada
Mungkin normal atau melebih normal
Usia awitan yang lazim
Anak-anak
Masa dewasa
Presentasi insiden
10-20%
80-90%
Defek dasar
Destuksi sel ?
Penurunan kepekaan sasaran terhadap insulin
Keterkaitan dengan kegemukan
Tidak
Biasanya
Kecepatan perkembangan gejala
Cepat
Lambat
Timbulnya ketosis
Sering jika tidak diobati
Jarang
Pengobatan
Penyuntikan insulin, penanganan makanan
Kontrol makanan dan penurunan berat badan; kadang kadang hipoglikemik oral




A. Diabetes Melitus Tipe I
·         Definisi :
DM Tipe I adalah salah satu tipe Diabetes yang disebabkan karena? autoimun destruktif pada sel beta dalam pankreas yang biasanya ada pada anak-anak serta disebabkan oleh faktor idiopatik atau belum diketahui secara jelas penyebabnya
( Wong’s Nursing care of Infants and children, 2007)
·         Karakteristik DM Tipe I (Wong’s Nursing care of Infants and children, 2007) :
KARAKTERISTIK
DM TIPE I
1.USIA DIMULAINYA
2.RASIO SEKS
3PRESENTASE DARI POPULASI DM
4.HEREDITAS
·         Riwayat Keluarga
·         HLA ( Human Leukocyte Antigents)
·         Faktor Kembar
·         Penyebaran Suku
5.GEJALA
6.STATUS NUTRISI
7.INSULIN ALAMI
·         Kandungan dalam Pankreas
·         Serum Insulin
·         Daya tahan insulin
8.Antibodi sel Islet
9.Terapi :
·         Insulin
·         Medikasi Oral
·         Pengaturan Diet
10.Komplikasi Kronik
11.Ketoasidosis
< 20 th, dimulainya biasanya tiba-tiba
Laki-laki lebih tinggi dibanding pria
5%-8%

Kadang-kadang
Terkait dengan HLA
25%-50%
Terutama Kaukasian
Gejala umum DM : Polifagi, Polidipsi, PoliUri
Berat Badan dibawah rata-rata


Tidak ada / absolut defisiensi
Sangat rendah – tidak ada
Minimal
80%-85%

Selalu
Tidak efektif
Tidak efektif

>80%
Disertai

·         Etiologi DM Tipe I :
Seperti yang sudah disebutkan diatas, pada dasarnya ada dua hal yang menyebabkan seorang anak dapat mengidap DM tipe I ini, faktor penyakit autoimun, dan faktor Idiopati atau faktor yang belum diketahui secara jelas penyebabnya.
  1. Faktor Genetik
DM tipe I tidak diturunkan, namun faktor genetik menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dapat menyebabkan penyakit ini. Dari kurang lebih 40 sindrom penyakit akibat genetik, diabetes memang salah satunya ( Harris 2000). Anak dengan ayah DM tipe I tiga kali lebih berisiko dibanding dengan anak yang memiliki Ibu dengan DM tipe I.
Sekitar 60% kemungkinan mudahnya terkena DM tipe I ini ada hubungannya dengan Human Leukocyte Antigen atau biasa disebut HLA pada kromosom 6. Beberapa alel gen juga berpengaruh, misalnya : DR3, DR4, dan DQ 8 (Yangsoo & Eisenbarth, 2000)
  1. Mekanisme Autoimun
Teori menyebutkan bahwa kehadiran HLA menyebabkan kerusakan pada sistem imun yang apabila terpapar pada faktor presipitasi seperti virus, bakteri, bahan kimia, bahkan diet yang tidak baik dapat menyebabkan sesorang menderita DM Tipe I.
Antibodi sel Islet dalam pankreas (ICSAs) ditemukan sebanyak 70%-85% pada pasien yang baru saja terdiagnosa DM Tipe I. Pada sebagian besar penderita, antibodi ini menghilang satu tahun setelah diagnosis, namun dapat bertahan sampai beberapa tahun pada sebagian kecil penderita. Itulah mengapa anak yang memiiki gangguan sistem imun dapat menderita DM Tipe I jika terpapar dengan faktor presipitasi seperti yang sudah disebutkan.

  1. Diet
Susu sapi telah dibuktikan menjadi salah satu faktor presipitasi karena memberikan implikasi sebagai salah satu zat yang dapat merangsang rusaknya sel beta pada pankreas pada anak yang telah memiliki faktor predisposisi seperti memiliki ayah dengan DM tipe I ( Kimpimaki, Arkokola, Korhonen, and others, 2001). Namun masih harus terus dilakukan penelitian atas hal tersebut.
  1. Virus
Bermacam jenis virus, termasuk virus yang menyebabkan penyakit gondok, coxsackievirus B dan Rubella telah terbukti sebagai faktor presipitasi penyebab DM tipe I.

·         Fisiologis Kerja Insulin :
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidat, lemak dan protein. Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam amino dalam darah serta mendorong penyimpanan nutrien-nutrien tersebut. Sewaktu molekul-molekul nutrien ini memasuki darah keadaan absorptif, insulin meningkatkan penyerapan zat-zat tersebut oleh sel dan mengkonversi, masing-masing menjadi glikogen, trigliserida dan protein. Insulin menjalankan efeknya yang beragam dengan mengubah transportasi nutrien spesifik dari darah kedalam sel atau dengan mengubah aktivitas enzim-enzim yang terlihat dalam jalur metabolik tertentu.
Efek pada karbohidrat
  1. Insulin mempermudah masuknya glukosa kedalam sebagian besar sel. Beberapa jaringan yang tidak bergantung pada insulin untuk menyerap glukosa yaitu, otak, otot yang aktif dan hati.
  2. Insulin merangsang glikogenesis ( pembentukan glikogen dari glukosa ) baik di otot maupun di hati.
  3. Insulin menghambat glikogenolisis( penguraian glikogen menjadi glukosa ). Dengan menghambat penguraian glikogen, insulin meningkatkan penyimpanan karbohirat dan menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati.
  4. Insulin selanjutnya menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat glukoneogenesis ( perubahan asam amino oleh glukosa di hati) . Insulin melakukan hal ini melalui dua cara dengan? menurunkan jumlah asam amino di dalam darah yang tersedia bagi hati untuk glukogeneogenesis dan dengan menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan untuk mengubah asam amino menjadi glukosa.




Efek pada lemak
  1. Insulin meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel jaringan adiposa, seperti yang dilakukannya kepada kebanyakan sel tubuh. Glukosa berfungsi sebagai prekursor untuk membentuk asam lemak dan gliserol yaitu bahan mentah untuk membentuk trigliserida
  2. Insulin mengaktifkan enzim-enzim yang mengkatalisasi pembentukan asam lemak dari turunan glukosa.
  3. Insulin meningkatkan masuknya asam-asam lemak dari darah kedalam sel jaringan adiposa.
  4. Insulin menghambat lipolisis (penguraian lemak) sehingga terjadi penurunan pengeluaran asam lemak dari jaringan adiposa ke dalam darah.

Efek pada protein
  1. Insulin mendorong transportasi aktif asam-asam amino dari darah kedalam otot dan jaringan lain. Efek ini menurunkan asam amino dalam darah dan menghasilkan bahan pembangun untuk sintesis protein didalam sel.
  2. Insulin meningkatkan pencepatan penggabungan asam amino kedalam protein dengan merangsang perangkat pembuat protein didalam sel.
  3. Insulin menghambat penguraian protein.

Pada DM tipe I, terjadi defisiensi insulin secara absolut yang artinya sel-sel beta pada pankreas memang tidak memproduksi insulin. Insulin di bentuk di pankreas oleh sel ? langerhans. Pankreas adalah suatu organ yang terdiri dari jaringan endokrin dan eksokrin. Bagian eksokrin pankreas mengeluarkan larutan basa encer dan enzim-enzim pencernaan melalui duktus pankreatikus ke dalam lumen pencernaan. Diantar sel-sel eksokrin pankreas tersebar kelmpok-kelompok pulau-pulau. Sel endokrin yang juga dikenal sebagai pulau-pulau langherhans. Jenis sel endrokin pankreas yang paling banyak dijumpai adalah sel ? (beta), tempat sintesis dan sekresi insulin. Sel ?(alfa) yang menghasilkan glukagon. Sel d (delta) adalah tempat sintesis somatostatin sedangkan sel endokrin Menghasilkan Sel pp yang mengeluarkan polipeptida pankreas.? Hormon pakreas yang paling penting untuk mengatur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan glukagon.
Normalnya insulin, hormon yang terdiri rangkaian asam amino yang diproduksi oleh sel-sel beta di pankreas akan disentesis di pankreas, lalu disekresi dalam darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk regulasi glukosa darah jika sel-sel beta dirangsang. Hal-hal yang dapat merangsang sel beta mensintesis Insulin adalah peningkatan kadar glukosa akibat metabolisme. Ketika sel beta dirangsang oleh hal tersebut, maka sel beta mulai mensisntesi inulin. Insulin disentesis dalam bentuk preproinsulin ( hormon prekursor insulin) di Retikulum Endoplasma sel beta, kemudian dengan? bantuan enzim peptidase insulin dipecah menjadi proinsulin yang dihimpun dalam gelembung-gelembung di sel beta. Oleh enzim yang sama, proinsulin diurai menjadi insulin dan peptide-C hingga siap untuk disekresi.
Insulin disekresikan melalui dua fase, hingga disebut biphasic. Fase pertama disebut dengan Acute Insulin Secretion Response ( AIRS) yang terjadi sangat cepat setelah sel-sel baeta dirangsang akibat penaikan glukosa. Fase kedua disebut fase laten yang lebih lama prosesya, terjadi setelah fase pertama terjadi. Kedua Fase ini yang meregulasi glukosa darah sesuai kebutuhan tubuh, agar tidak hiperglikemia ataupun hipoglikemia.

B. Diabetes Melitus Tipe II
·         Karakteristik DM tipe 2:
1. Mengalami hambatan pembentukan insulin dan
2. Tidak membutuhkan terapi insulin untuk mengatasinya
3. Tidak mengalami destruksi autoimun sel beta atau penyebab lainnya
?
·         Etiologi DM tipe 2
Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab DM tipe 2. Secara normal, ketika kadar glukosa meningkat, pancreas menghasilkan insulin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Pada DM tipe 2, anak kemungkinan mengalami resistensi terhadap insulin. Pada resistensi insulin pancreas tetap memproduksi insulin tetapi tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara tepat. Pankreas tetap menghasilkan insulin untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Setelah beberapa tahun pancreas anak dapat berhenti bekerja dan berhenti memproduksi insulin. Ketika ini terjadi gula akan meningkat dalam darah.
?
·         Keadaan anak yang berisiko mengalami DM tipe 2:
1. Memiliki tekanan darah dan kadar kolesterol yang tinggi
2. Riwayat keluaraga dengan DM
3. Memiliki BB berlebih (obesitas)
4. Ras Amerika, Afrika-Amerika, Latin, Asia Amerika

·         Tanda dan gejala DM tipe 2:
  1. Kadar glukosa dalam darah yang tinggi untuk waktu yang lama sebelum gejala muncul
  2. Penglihatan Kabur
  3. Poliuri, polidipsi, polifagi
  4. Sering merasa lapar
  5. kehillangan BB tanpa usaha
  6. Sering merasa haus

Pemeriksaan DM :
DM tipe 2 dapat didiagnosa dengan tes gula darah, tes dilakukan sebanyak 2 kali untuk memastikan seorang anak menderita DM

Gula darah sewaktu
Dikategorikan mengalami DM jika kadar glukosa lebih atau sama dengan 200mg/dl
Gula darah puasa
Setelah anak puasa selama 8 jam dan diperiksa kadar gula darahnya menunjukkan lebih atau sama dengan 126 mg/dl
Oral glucose tolerance test (OGTT):
Setelah puasa dilakukan pengambilan darah anak kemudian anak diberikan cairan glukosa, 2 jam kemudian darah anak diambil kembali dan jika hasil pemeriksaan kadar gula darah anak menunjukkan 200 mg/dl atau lebih menunjukkan anak mengalami diabetes

Awitan terjadinya DM tipe 2 biasanya lambat dan tidak terlihat, sering terjadi pada anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
  1. Pasien dengan DM tipe 2 memiliki tanda-tanda resisten insulin seperti hipertensi atau acanthosis nigricans
  2. Keluarga dengan riwayat DM tipe 2 memiliki resiko gaya hidup yang bisa menyebabkan obesitas
  3. Anak dengan DM tipe 2 biasanya memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular
  4. Tanda-tanda autoimun biasanya negatif
NCP

Pengkajian
Lakukan pengkajian fisik
Riwayat keluarga, terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes
Riwayat kesehtan , terutama yang berhubungan dengan penurunan berat badan. Frekuensi minum dan berkemih, peningktan nafsu makan, penurunan tingkat kesadaran, perubahan perilaku, dan manifastasi lain dri diabetes melitus tergantung sebagai berikut :
Polifagi, poliuria, polidipsia
Penurunan berat badan
Anak mulai ngompol
Peka rangsang
Memendeknya rentang perhatian
Toleransi frustasi memendek
Tampak sangat lelah
Kulit kering
Pandangan kabur
Luka yang sulit sembuh
Kulit kemerahan
Sakit kepala
Sering infeksi
Hiperglikemia :
Peningkatan kadar glukosa darah
glukouria
Ketosis diabetikum :
Keton dan glukosa dalam urin
Dehidrasi tidak terdeteksi
Ketoasidosis diabetikum :
Dehidrasi
Ketidakseimbangan elktrolit
asidosis
Lakukan atau bantu prosedur diagnostik dan pengujian misal, gula darah puasa, kadar insulin serum, urin untuk keton, glucosa darah.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan defisensi insulin
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia
 Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, dan diuresis? osmotik diasosiasikan dengan ketoasidosis.
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasional (anak dengan penyakit kronis, diabetes mellitus).
 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kondisi kesehatan baru (diabetes mellitus).
 Resiko cedera berhubungan dengan terganggunya perfusi serebral (edema) diasosiasikan? dengan ketoasidosis.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes mellitus), ketidakmampuan, dan hospitalisasi berulang.

Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasional (anak dengan penyakit kronis, diabetes mellitus)
Keluarga akan menunjukkan adaptasi terhadap peran seperti biasa dan berfungsi untuk mengakomodasi kebutuhan khusus anak.
1. Menyediakan kesempatan kepada keluarga untuk mengerti dan menyesuaikan diri dengan diagnosa.
2Mendukung keluarga dalam mengekspresikan perasaan mereka terhadap diagnosa dan dampak yang mungkin terjadi .
3. Mengidentifikasi support system.
4. Dukung keluarga untuk mengerti tujuan terapi, rasional, dan implikasinya.
5. Kaji lebih lanjut reaksi keluarga terhadap anak, dan bagaimana keluarga mengikutsertakan anak dalam kegiatan keluarga.

6. Berikan kesempatan kepada orang tua untuk meluangkan waktu khusus dengan sibling di rumah.
1. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mendengar dan memahami diagnosa.
2. Memfasilitasi keluarga dalam menyesuaikan diri.




3. Untuk menyediakan sumber koping.
4. Untuk menyediakan alasan mendasar dalam pengambilan keputusan.
5. Untuk membantu keluarga dalam meningkatkan kemampuan koping dan mengikutsertakan anak ke dalam struktur keluarga .
6. Supaya sibling tidak merasa ditelantarkan atau ditinggalkan.
Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan mual, muntah, dan diuresis? osmotik diasosiasikan dengan ketoasidosis
Menunjukkan hidrasi yang adekuat
1. pantau output urin tiap 8 jam.
2. pertahankan intake dan output dengan baik dan benar.
3. Timbang tiap hari
4. Kaji adanya mual dan muntah.
5. Berikan cairan dengan tempat yang berwarna-warni dan menarik serta permainan untuk mendukung intake cairan
Monitoring yang teratur mengenai tanda dan gejala? dehidrasi? menghasilkan Deteksi awal yang dapat mempermudah manajemen penanganan kasus.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kondisi kesehatan baru (diabetes mellitus).
Keluarga dan anak dapat membayangkan rencana asuhan diabetes
1. Ketahui pengetahuan umum keluarga tentang diabetes
2. Atur suasana kondusif untuk belajar (menyesuaikan metode belajar dengan usia anak/keluarga, gunakan media belajar yang menarik)
3. Diskusikan mengenai patologi diabetes, fungsi dan cara kerja insulin serta hubungannya dengan makan dan olahraga.
4. Bantu keluarga untuk mengerti tentang diet diabetes, dan rencanakan pergantian makanan sesuai budaya keluarga.
5.Ajarkan keluarga mengenai pentingnya memonitor kadar gula darah dengan teratur.
1. Untuk mengkaji pengetahuan dasar


Untuk memaksimalkan proses belajar.


3.Untuk memastikan pemahaman yang adekuat dan mendukung pelaksanaannya.

4.Untuk mendukung kesuksesan adapatasi atas latihan diet.



5. Untuk mempertahankan kadar gula darah dan mencegah ketoasidosis.
Diagnosa keperawatan
tujuan
Prinsip Tindakan
rasional

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan defisensi insulin
Data yang perlu dikaji :
Semua manifestasi klinis diabetes
Anak akan menunjukkan kadar glukosa darah yang normal
NOC:
Pengawasan gula darah
Dapatkan kadar glukosa darah
Berikan insulin sesuai ketetuan
Pahami kerja insulin : perbedaan dalam kompisisi, waktu awitan, dan durasi kerja untuk berbagai preparat insulin
Lakukan teknik asptik ketika menyiapkan dan memberikan insulin
Injeksi subkutan ; dengan kedalaman yang sesuai dengan ketebalan jaringan subkutan.
Rotasi area injeksi
NIC :
Pend kes
Manajemen hiperglikemia
Manajemen hipoglikemia
Menentukan dosis insulin yang paling tepat
Mempertahankan kadar glukosa darah normal
Menjamin pemberian insulin yang akurat



Mencegah infeksi






Meningkatkan absorpsi kadar glukosa

Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia
Data yang perlu di kaji :
- perasaaan bergetar
- lapar
- Sakit kepala
- pusing
- sulit konsentrasi, berbicara dan fokus
- tremor
- takikardi
- kemungkinan terjadi konvulsi, syok, dan koma
Anak tidak menunjukkan tanda-tanda hipoglikemi

NOC :
Pengawasan gula darah
Kenali tanda-tanda hipoglikemia dini:
bersikap waspada pada saat kadar glukosa darah terendah (sebelum makan dan kudapan; pukul 2-4 pagi, setelah melakukan aktvitas fisik tanpa tambahan makan, atau keterlambatan, lupa, atau tidak meghabiskan makanan atau kudapan)
uji glukosa darah
Berikan 10-15 g karbohidrat yang siap diabsorpsi seperti jus jeruk, perme keras, atau susu
Lanjutkan dengan karbohidratdan protein kompleks, seperti roti atau krekers yang dilapisi selai kacang. atau keju
Berikan glukagon pada anak yang tidak sadar
Posisikan anak

NIC :
Pend. Kes
Manajemen hipoglikemi
Mencegah hipoglikemia











Meningkatkan kadar glukosa darah dan menghilangkan gejal hipoglikemia

Mempertahankan kadar glukosa



Mempertahankan kadar glukosa
Meminimalisasi aspirasi, selama muntah dialami


Category Article

What's on Your Mind...

Powered by Blogger.

Popular Posts

Search