Home > Wawasan > Benda Bersejarah Majapahit Ditemukan
Benda Bersejarah Majapahit Ditemukan
Posted on Wednesday, May 4, 2011 by Darwan Oenly
GUNAWAN/INFOGRAFIS KOMPAS
Gambaran umum konsep pemerintahan dari masa ke masa, kompleksitas perwilayahan Majapahit masa lalu, aturan dan kekuatan dalam menjaga kompleksitas perwilayahan Majapahit, memberi gambaran bahwa Majapahit sebagai leader di Asia sesuai masanya.
PACITAN, — Seorang warga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, bernama Kusnan (42) menemukan belasan benda bersejarah yang diduga peninggalan zaman Kerajaan Majapahit saat membuat jalan setapak menuju ke ladang di belakang rumahnya.
Kusnan (42), warga Dusun Purwodadi, Desa Jatimalang, Kecamatan Pacitan, menemukan artefak-artefak kuno itu pada Selasa (12/4/2011) siang dan baru dilaporkan ke Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan, Kamis (14/4/2011).
"Benda-benda itu saya temukan di bawah batu saat membuat jalan di tanah keluarga Pak Wahid," kata Kusnan.
Benda purbakala yang belum bisa dinilai harganya itu hampir semuanya terbuat dari tembaga atau sejenis kuningan. Benda-benda itu di antaranya berupa cemeti kecil sebanyak lima buah, keris kecil sebanyak empat buah, patung kecil sebanyak 12 buah, dua koin besar bertuliskan huruf palawa, satu buah patung kerbau, dan sekarung koin kuno.
Barang-barang tersebut kini masih disimpan di rumah Wahid selaku pemilik ladang.
"Saat ini saya hanya ingin menyimpannya, belum ada rencana untuk menjual," katanya.
Ia mengaku, sebelum ada penemuan benda bersejarah tersebut, dirinya juga pernah menemukan benda antik berupa nampan yang terbuat dari keramik di sekitar rumahnya.
Artefak kuno berwarna hijau dan terdapat gambar dua ekor ikan itu sampai kini masih ia simpan.
Mengenai asal-usul artefak, pihak Disbudparpora masih akan melakukan penelitian lebih lanjut. Namun, jika mengacu ciri-ciri benda berusia ratusan tahun tersebut, diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.
"Kalau melihat ornamen dan bentuk patungnya, kemungkinan memang peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Tapi, pastinya bagaimana, kami masih akan meneliti," kata Kabid Kebudayaan Disbudparpora Pacitan.
Di antara ciri fisik yang biasa dimiliki benda peninggalan Kerajaan Majapahit, lanjut Johan, di antaranya berupa ornamen berupa bunga teratai dan bunga wijaya kusuma.
Kedua jenis bunga itu konon merupakan simbol kerajaan terbesar di Nusantara (Majapahit) pada masanya.
Selain itu, dia juga yakin jika tulisan yang terdapat pada dua keping koin bukanlah aksara jawa, melainkan huruf palawa.
Selain dari ciri fisiknya, dugaan asal-usul benda antik tersebut dari era Majapahit, juga berdasarkan lokasi penemuan, yakni di Desa Jatimalang.
Kawasan itu sendiri berseberangan dengan Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, yang selama ini dikenal sebagai area situs bersejarah.
Selama ini Desa Tremas merupakan situs sejarah karena di wilayahnya pernah ditemukan benda peninggalan masa Hindu dan Buddha, antara lain berupa batu kenong dan lingga yoni. Keberadaan dua benda itu bisa dijadikan penanda tempat tersebut dahulu kala merupakan tempat peribadatan.
Selain di wilayah Kecamatan Arjosari, benda-benda semacam itu juga pernah ditemukan di Watukuro, Desa Watupatok, Kecamatan Bandar, serta perlengkapan prajurit kerajaan di beberapa wilayah di Pacitan barat.
"Kami akan meminta bantuan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Trowulan untuk meneliti hasil temuan ini," kata Johan.
Kusnan (42), warga Dusun Purwodadi, Desa Jatimalang, Kecamatan Pacitan, menemukan artefak-artefak kuno itu pada Selasa (12/4/2011) siang dan baru dilaporkan ke Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Pacitan, Kamis (14/4/2011).
"Benda-benda itu saya temukan di bawah batu saat membuat jalan di tanah keluarga Pak Wahid," kata Kusnan.
Benda purbakala yang belum bisa dinilai harganya itu hampir semuanya terbuat dari tembaga atau sejenis kuningan. Benda-benda itu di antaranya berupa cemeti kecil sebanyak lima buah, keris kecil sebanyak empat buah, patung kecil sebanyak 12 buah, dua koin besar bertuliskan huruf palawa, satu buah patung kerbau, dan sekarung koin kuno.
Barang-barang tersebut kini masih disimpan di rumah Wahid selaku pemilik ladang.
"Saat ini saya hanya ingin menyimpannya, belum ada rencana untuk menjual," katanya.
Ia mengaku, sebelum ada penemuan benda bersejarah tersebut, dirinya juga pernah menemukan benda antik berupa nampan yang terbuat dari keramik di sekitar rumahnya.
Artefak kuno berwarna hijau dan terdapat gambar dua ekor ikan itu sampai kini masih ia simpan.
Mengenai asal-usul artefak, pihak Disbudparpora masih akan melakukan penelitian lebih lanjut. Namun, jika mengacu ciri-ciri benda berusia ratusan tahun tersebut, diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit.
"Kalau melihat ornamen dan bentuk patungnya, kemungkinan memang peninggalan zaman Kerajaan Majapahit. Tapi, pastinya bagaimana, kami masih akan meneliti," kata Kabid Kebudayaan Disbudparpora Pacitan.
Di antara ciri fisik yang biasa dimiliki benda peninggalan Kerajaan Majapahit, lanjut Johan, di antaranya berupa ornamen berupa bunga teratai dan bunga wijaya kusuma.
Kedua jenis bunga itu konon merupakan simbol kerajaan terbesar di Nusantara (Majapahit) pada masanya.
Selain itu, dia juga yakin jika tulisan yang terdapat pada dua keping koin bukanlah aksara jawa, melainkan huruf palawa.
Selain dari ciri fisiknya, dugaan asal-usul benda antik tersebut dari era Majapahit, juga berdasarkan lokasi penemuan, yakni di Desa Jatimalang.
Kawasan itu sendiri berseberangan dengan Desa Tremas, Kecamatan Arjosari, yang selama ini dikenal sebagai area situs bersejarah.
Selama ini Desa Tremas merupakan situs sejarah karena di wilayahnya pernah ditemukan benda peninggalan masa Hindu dan Buddha, antara lain berupa batu kenong dan lingga yoni. Keberadaan dua benda itu bisa dijadikan penanda tempat tersebut dahulu kala merupakan tempat peribadatan.
Selain di wilayah Kecamatan Arjosari, benda-benda semacam itu juga pernah ditemukan di Watukuro, Desa Watupatok, Kecamatan Bandar, serta perlengkapan prajurit kerajaan di beberapa wilayah di Pacitan barat.
"Kami akan meminta bantuan BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Trowulan untuk meneliti hasil temuan ini," kata Johan.
Category Article Sejarah, Wawasan
Powered by Blogger.
Popular Posts
-
1. Ikan Piranha Meskipun ikan ini banyak dimunculkan di film-film horror bikinan manusia, tapi di dunia nyata sesungguhnya ikan ini memang g...
-
1. Diet dan Asupan (intake) Jumlah dan tipe makanan merupakan faiKtcw utama yang memengaruhi output urine (jumlah urine). Protein dap...
-
Sampai hari ini begitu banyak rekor yang telah dipecahkan untuk di catat di Guinness World Of Record, rekor-rekor baru tidak datang tiap har...
-
1. Praktek menguburkan orang mati mungkin sudah dimulai sejak zaman Nabi Adam, namun kuburan tertua yang pernah ditemukan adalah berumur 350...
-
Memilih player multimedia yang digunakan untuk menjadi real no-brainer. Namun, selama beberapa kali rakit fitur baru dan update klasik dit...
-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan pre...
-
Pengertian Tali pusat menumbung adalah bila teraba tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah pecah. Klasifikasi Tali Pusat Menumbung Men...
-
Acara yang diadakan oleh kelas 3 (kakak kelasku) angkatan 2010 ini diadakan pada hari Rabu tepatnya tanggal 17 Maret 2010, di Lapangan SMA ...
-
Sebagian orang menganggap hewan-hewan ini harus dibasmi, atau setidaknya ada bagian tubuhnya yang harus dibuang. Tetapi di Vietnam, semua ba...
-
Add caption LONDON — Julian Assange yang dikenal sebagai pendiri Wikileaks kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Kali ini ia menudi...
Labels
Browser
(2)
Coba Dibaca
(15)
Computer
(3)
Ekonomi
(1)
Fakta Biologi
(13)
Friend's Profile
(1)
Highlight
(2)
Internet
(9)
Islam
(3)
Kesehatan
(2)
Komputer
(4)
Music Player
(2)
Photoshop Tutorial
(1)
Sejarah
(1)
Social Network
(4)
Software
(5)
Song to Sing
(9)
Tak Tik Tuk
(1)
Teknologi
(12)
Tentang Biologi
(17)
Tips Trik
(2)
Unik
(41)
Wawasan
(35)